Senin, 16 November 2009

Renungan

Sesungguhnya hidup ini ibarat mampir ngombe (mampir minum) cuma sebentar, ndak lama maka tinggal bagaimana kita memanfaatkan. Waktu yang sebentar itu mau kita apakan. Apa sekedar minum aja, atau ada yang lain. Ini barangkali yang harus kita renungkan. Kita itu wayang atau dalang. Pemain atau sutradara. Itu saja. Kalau kita wayang siap-siap aja dimainkan sesuka dalang, sama seperti pemain, siap-siap saja manakala sutradara memainkannya. Tapi sesungguhnya hidup tidak sesederhana seperti itu. Memang ada yang mengatakan hidup itu panggung sandiwara. Terus kapan sandiwara akan berakhir. Hari ini, besok atau kapan-kapan terserah yang punya. Tidak ada salahnya kita menengok ke belakang petuah para leluhur kita, macam Ronggowarsito, yang dengan waskitanya bisa melihat keaadaan dunia yang akan datang, seperti dunia yang kita alami saat ini. Sesungguhnya kewaskitaannya Ronggowarsito bisa kita renungkan. Apakah sesungguhnya laku kita sudah sesuai rel yang ada, atau malah kita keluar rel (seperti yang dialami kereta api kita yang selalu keluar rel dan ambruk lah he..he..) Memang benar hidup itu pilihan. Yang benar atau salah.Kanan atau kiri.Surga atau neraka. itu semua ada digenggaman kita. Mau kita apakan semua itu. Toh kita yang genggam. Jadi semua tergantung kita. Jadi kita tidak bisa menyalahkan orang lain. Mengkambingghitamkan orang lain. Merekayasa orang lain. Kapan kita bisa bergandeng tangan,seiya sekata dalam langkah dan kebenaran tuk menuju asa yang kita inginkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar